Review Hyouka #4 Perkembangan Karakter yang Terselip Dalam Cerita Misteri

Judul: Hyouka: The Doll That Took A Detour (Trans: Boneka Yang Mengambil Jalan Memutar)

Pengarang: Yonezawa Honobu

Tahun Terbit: 2007 (Bahasa Indonesia: 2019)

Tebal Buku: 400 Halaman

Ukuran Buku: 19 cm x 13 cm

Sampul: Bewarna ungu muda dengan beberapa benda seperti jendela, piano, unga sakora, tas serut, cokelat, dan boneka hina.

Buku keempat seri Hyouka!

Apasih yang terjadi selama setahun Klub Sastra Klasik berjalan?

Selain Kasus Hyouka, Kasus Maharani, dan Kasusu Juumonji, seperti apa sih keseharian mereka?

Oreki Hotaro yang melakukan tipuan, Chitanda yang melakukan sebuah dosa besar, Klub Sastra Klasik yang pergi jalan-jalan ke pemandian air panas, tapi malah melihat hantu….

Tujuh cerita pendek ini mungkin akan memberikan gambaran kepadamu mengenai keseharian Klub Sastra Klasik yang penuh misteri.

Hyouka #4: The Doll That Took A Detour merupakan buku pertama dari seri Hyouka dengan format antalogi.  Menurut penulis sendiri di buku ini sebagai penjelas tentang hubungan karakter selama satu tahun.  Yah, dengan misteri sehari-hari yang dihadapi oleh anggota Klub Sastra Klasik, masa sih tidak ada perubahan hubungan antar-karakter….  Dalam catatan tambahan, Yoneawa Honobu berkata jika ia memiliki kelemahan ‘mengembangkan hubungan antarkarakter dalam satu latar waktu yang telah ditentukan’.

Maka dari itu, buku ini merangkum perubahan hubungan antar-karakter dari waktu ke waktu selama satu tahun. Sang penulis sendiri membagikannya kedalam tujuh waktu.  Pertemuan awal saat tahun ajaran baru, caturwulan pertama, liburan musim panas, caturwulan kedua, liburan musim dingin, caturwulan ketiga, dan liburan musim semi.  Mari kita lihat apa saja yang terjadi di Klub Sastra Klasik selama satu tahun.

Buku ini dibuka dengan cerita berjudul “Kalau Harus Dikerjakan, Lakukan Dengan Praktis”.  Itu sendiri terjadi beberapa hari setelah Hotaro resmi masuk sebagai anggota Klub Sastra Klasik.  Hotaro sendiri merasa mottonya bisa hancur karena ini.  Dia ingin menghabiskan masa SMA tanpa melakukan apapun.  Sayangnya karena surat dari kakaknya dan pertemuan pertama dia dengan Chitanda, Hotaro masuk ke Klub Sastra Klasik yang sekarang memiliki tiga anggota yaitu, dirinya, Chitanda, dan Satoshi.  Hari ini juga ia seperti tertimpa kesialan karena meninggalkan PR sehingga harus mengerjakannya di sekolah.  Sialnya lagi, Hotaro yang belum terbiasa menghadapi Chitanda dengan segala keingin tahuannya akan bertemu Chitanda lagi pada hari ini.  Hotaro sendiri belum bisa pulang karena PR-nya, sedangkan Chitanda akan mencari Satoshi untuk memberikan Form Anggaran Klub, Satoshi sendiri sedang bersama Hotaro saat ini.  Cerita ini berfokus bagaimana Hotaro berusaha mempertahankan motonya di tengah rasa keingin tahuannya Chitanda.

Cerita kedua berjudul ‘Sebuah Dosa Besar’ .  Sepertinya cerita ini sendiri berlangsung di bulan Juni atau awal Juli?  Disebutkan di cerita ini bahwa ujian tengah semester sudah berlangsung.  Dikarenakan ujian tengah semester biasanya berlangsung di bulan Mei, yah ada sisa dua bulan sebelum musim panas berlangsung.  Tidak ada yang special di kehidupana Hotaro pada hari tersebut.  Ia sedang belajar materi seperti biasa, malah ia sedikit terbantu karena materi sejarah sudah ia pelajari terlebih dahulu.  Kemudian ke ruang klub sehabis pulang sekolah.  Ada sedikit perbedaan.  Dikarenakan adanya Ibara, suasana klub menjadi lebih ramai.  Apalagi Ibara sedang marah besar kepada Satoshi.  Setelah berhenti marah seharusnya hari pun kembali berjalan dengan normal, bukan?  Hanya saja, seperti menggali lubang sendiri, Hotaro mengingat bahwa Chitanda ‘marah’ saat jam pelajaran matematika ke guru matematika tersebut.  Sebelum marah, memang ada suara teriakan dari guru matematika yang terdengar hingga ke kelas Hotaro.  Chitanda teringat akan hal tersebut bertanya-tanya, apa yang membuat guru matematika tersebut marah.  Juga kenapa ia bisa marah.  Lagi-lagi, Hotaro terpaksa menyibak misteri dari lubang yang telah ia gali sendiri.

Selanjutnya terjadi pada saat liburan musim panas.  Ceritanya berjudul ‘Melihat Penampakan’ terjadi di bulan Agustus.  Menurut prinsip hidup Hotaro sendiri berdiam diri selama liburan musim panas adalah hal yang bagus.  Tetapi rencananya gagal saat Chitanda memprakasai liburan musim panas untuk anggota Klub Sastra Klasik.  Sebagai ucapan rasa terimakasih telah menyelesaikan kasus Hyouka, Chitanda menyusun liburan musim panas.  Ditambah lagi, liburan musim panas ini gratis karena bantuan kerabat Ibara.  Sepertinya tidak ada kejadian yang buruk.  Sesekali menikmati liburan musim panas berlatar pegunungan dengan onsen panas terdengar baik.  Hanya saja, setelah bercerita horror, Ibara dan Chitanda melihat sebuah penampakan.  Tentu saja hotaro tidak mempunyai kewajiban untuk menyelidikinya.  Tetapi kalau ingin menolak jika itu penmapakan, Ibara sendiri berkata jika Hotaro harus memberika bukti atau ia hanyalah seorang pengecut.  Yah, mau bagaimana lagi.  Apalagi, Chitanda terlihat bersemangat memecakan misteri satu ini.

Selanjutnya terjadi di bulan November.  Tepat tanggal 1 November.  Cerita keempat adalah ‘Orang yang Mengetahui Sesuatu’.  Terjadi saat pulang sekolah di ruang klub, kali ini hanya ada Chitanda dan Oreki disitu.  Kali ini Hotaro sedang berdebat, kalau itu bisa dibilang, setelah Chitanda memuji dalam Kasus Hyouka sebagai orang yang cerdas.  Hotaro berkata jika ia hanya beruntung.  Tetapi Chitanda membalas bahwa Hotaro adalah orang yang rendah hati, hal itu semakin membuat Hotaro kesal  Dia bukan orang yang rendah hati, dia merasa jika pujian tersebut tidak cocok untuknya.  Pada akhirnya Hotaro memberikan sebuah tantangan kepada Chitanda.  Bahwa ia bisa membuat hipotesa dari apa saja yang terjadi tanpa mengetahui kebenarannya. Ini bermaksud jika kebenaran kasus Hyouka hanya kebetulan karena itu terjadi di depan mata Hotaro, juga telah dikonfirmasi kebenarannya.  Mereka memulai tantangan  untuk menentukan apa yang terjadi berdasarkan pengumuman yang baru saja mereka dengar.  Nah, misteri kali ini bukanlah ditujukan untuk pengumuman, tetapi lebih kepada apakah Hotaro bisa orang yang cerdas atau beruntung dengan menebak maksud dari pengumuman.

Cerita kelima berjudul ‘Selamat Pintu Sudah Terbuka’. Di latar waktu cerita, tahun baru sedan berlangsung.  Tepat pada tanggal 1 Januari, semua orang menyambut tahun baru tersebut.  Siapa sangka Hotaro akan berkunjung ke kuil untuk berdoa pada tahun baru ini.  Chitandalah yang mengajaknya.  Di Kuil Arakesu, salah satu kuil terbesar di Kamiyama, Ibara bekerja sambilan sehingga Satoshi akan mengunjungi kuil tersebut.  Chitanda berpikir ada baiknya mengajak Hotaro sehingga ia melakukan hal tersebut.  Bagi Hotaro, menolak ajakan karena udara dingin terdengar tidak masuk akal.  Karena bagaimanapun juga, udara pada musim dingin yah memang dingin.  Selain mengunjungi Kuil Arakesu untuk berdoa (dan melihat Ibara), Hotaro sendiri dapat melihat bagaimana Chitanda berinteraksi dengan sesama orang-orang yang memegang erat sebuah tradisi.  Cerita misteri pun dimulai saat terjadi sebuah kecelakaan kecil di kuil dimana Chitanda dan Hotaro menawarkan bantuan.  Sayangnya, mereka terjebak di sebuah gudang tua, tidak tahu bagaimana keluar di musim dingin seperti ini.

Selanjutnya adalah cerita berjudul Kasus Cokelat Buatan Sendiri’.  Terjadi di bulan Febuari yang identik dengan Valentine, di ruang klub, Ibara sedang berapi-api menyusun rencana membuat cokelat yang dapat diterima oleh Satoshi.  Setelah sebelumnya ditolak karena Satoshi berpikir bahwa cokelat yang dilelehkan bukanlah cokelat buatan sendiri, Ibara terntang untuk membuat cokelat buatan sendiri dari bijinya.  Chitanda semangat ikut  membantu.  Sedangkan Hotaro hanya terduduk di ruangan membaca buku juga harus merahasiakan percakapan antara Ibara dan Chitanda setelah diancam.  Oleh Ibara tentunya.  Merasakan akan ada ‘perang’, Hotaro memutuskan untuk tidak datang ke ruangan klub sehabis pulang sekolah.  Sepertinya rencana Hotaro agar tidak terseret cokelat buatan Ibara tidak berhasil, walau sudah tidak datang ke klub, cokelat yang diperuntukan Satoshi hilang!  Anggota klub pun berusaha mencari tahu pelakunya agar hari indah Ibara tidak rusak!

Cerita terakhir adalah ‘Boneka yang Mengambil Jalan Memutar.’  Tiba-tiba saja, di liburan musim semi, Hotaro diminta tolong oleh Chitanda utuk memegang payung.  Yah, terdengar sangat ambigu.  Intinya, Chitanda meminta tolong kepada Hotaro, yang bisa dibilang orang luar, ikut dalam acara yang erat hubungannya dengan Jinde.  Karena merasa Chitanda tidak akan meminta tolong kepadanya kecuali darurat, Hotaro pun menyetujui hal itu.  Hotaro jelas merasa terasing saat menunggu prosesi acara berlangsung.  Masalah pun muncul saat pelaksana acara mengetahui bahwa Jembatan Chokyu tidak bisa digunakan karena ada kontruksi.  Padahal, seharusnya kontruksi jembatan sudah ditangguhkan hingga prosesi acara selesai.  Hanya karena sebuah telepon misterius, konstruksi jembatannya kembali berlangsung.  Selain pertanyaan siapa yang menelepon perusahaan konstruksi, bisakah acara ini berlangsung dengan lancar menjadi sebuah misteri.

Nah, untuk menyingkat review ini langsung saja kita mulai pembahasan pertama.

Misteri.

Bisa dibilang inilah elemen terpenting dalam seri Hyouka.  Bedanya, Hyouka menggunakan misteri yang lebih rinci, yaitu misteri sehari-hari.  Sebuah sub-genre misteri dimana misteri diangkat dari hal-hal kecil yang terjadi disekitar tokoh.  Itu bukan saja melibatkan pembunuhan atau pencurian.  Dua hal tersebut merupakan kejadian yang besar bukan?  Maka dari itu, untuk beberapa orang rasanya misteri yang dipecahkan dalam seri ini tidak berguna.  Maksud saya, perihal kakak kelas yang marah saat mereka ingin mencari antalogi di ruang biologi saja sudah menjadi misteri.  Terlalu simple menurut beberapa orang.

Itulah yang membuat Hyouka special.  Karena nyatanya, misteri tidak harus berhubungan dengan darah.  Misteri adalah sebuah hal yang menggelitik rasa penasaran kita.  Kekuatan Hyouka adalah mengangkat misteri dari tempat yang tidak terduga.  Letak kekuatan Hyouka bukan pada dalamnya sebuah misteri, tetapi bagaimana misteri tersebut dipecahkan.  Karena membuat misteri dari kegiatan sehari-hari itu susah loh….  

Ketiga seri Hyouka sebelumnya berhasil menyamarkan petunjuk dengan baik.  Maka dari itu, pada seri-seri sebelumnya selalu ada kesan berat di akhir cerita.  Karena disaat simpulan ditarik, disitulah kita menyadari petunjuk-petunjuk yang telah diberikan pada ratusan halaman selanjutnya.  Tetapi apakah itu bisa dicapai jika halaman tersebut hanya puluhan dengan memiliki dampak yang sama?

Jawabannya tidak.  Ada beberapa misteri yang menyajikan plot twist bagus, tetapi beberapa cerita saya merasa kurang puas.   

Sayangnya saya tidak bisa banyak protes hal ini.  Selain misteri, adanya buku ini menurut Yonezawa Honobu untuk melihat perkembangan hubungan antar-karakter.   

Untuk itu, bisa saya lihat bahwa ada perkembangannya.  Apalagi terhadap Hotaro yang menjadi sudut pandang pembaca dihampir bagian buku ini.  Dari awal cerita hingga akhir, kita bisa melihat bagaimana pandangan Hotaro terhadap motonya dan kegiatan SMA yang merepotkan.  Kita bisa melihat jelas Hotaro berubah dari awalnya canggung hingga membuat kesalahan demi mempertahankan motonya, kemudian walau masih aneh menerima bahwa ia tertarik di setiap misteri setiap Chitanda penasaran, hingga akhirnya ia menemukan kenapa ia selalu tertarik ke dalam misteri tersebut.

Bagian yang paling saya sukai mengenai buku ini adalah pemikiran-pemikiran Hotaro yang sangat di luar dugaan.  Siapa sangka, walau menolak kehidupan bewarna, Hotaro kepikiran apakah ia akan mendapatkan cokelat atau tidak.  Menurut Hotaro sendiri kalau ia mendapatkan cokelat bukan hanya mengarah kepada cinta, tetapi seseorang mengakui dirinya sebagai individu makanya memberikan cokelat.  Benar-benar pemikiran aneh.

Terakhir, yang bisa didapatkan dari cerita ini tentu saja pertemanan Hotaro dengan Satoshi.  Setelah kecemburuan Satoshi terhadap Hotaro, nyatanya tidak ada perubahan berarti di pertemanan mereka.  Mereka tetap saja berteman dengan akrab.  Cerita ke lima ‘Selamat Pintu Sudah Terbuka’ tidak akan terselesaikan kalau saja hubungan antar Hotaro dan Satoshi renggang.  Kemudian Hotaro akhirnya mengetahui sisi lain Satoshi yang jujur membuat dirinya terkejut.

Saya sendiri menyimpulkan bahwa hubungan antar Hotaro dan Satoshi mengarah ke hal yang positif.  Mereka tidak akan renggang dalam waktu dekat ini.  

Ah, iya, saya hampir lupa.  Ibara sama sekali tidak mengambil peran aktif hingga rasanya saya lupa jika ada dia.  Bahkan di ‘Kasus Cokelat Buatan Sendiri’ ia hanya muncul sebentar.  Intinya, tidak ada perubahan hubungan Ibara dan Hotaro.  Itu sih menurut saya….  Ibara masih mengeluarkan kata-kata kasar terhadap Hotaro tanpa kita mengetahui apa alasan ia melakukan hal tersebut.

Overall, it’s a tricky book.  Buku ini kata saya berada di tengah.   Secara keseluruhan misteri yang terlalu simple.  Kemudian penulis buku menjelaskan perubahan karakter secara tersirat, membuat kita menyadari perubahan karakter setelah beberapa kali membacanya.  Itu menyebabkan untuk orang-orang yang kurang teliti, buku ini bisa dibilang mengecewakan karena mereka tidak menemukan dimana letaka perubahan hubungan antar-karakter.


Penilaian akhir,

Kelebihan:

  • Pemilihan sudut pandang yang bagus.  Sebagai tokoh utama, tentunya lebih bagus jika kita melihat perubahan yang terjadi pada Hotaro selama satu tahun ini.
  • Memiliki banyak plot twist tak tertebak di beberapa creita.

Kekurangan:

  • Misteri sehari-hari terlalu simple.  Beberapa orang tidak apa-apa mengenai hal ini.  Ada juga yang bertanya-tanya untuk apa menyelidiki misteri tersebut. Bagi yang menyukai misteri berat, buku ini bisa dibilang mengecewakan.
  • Lebih menitik beratkan dari sudut pandang Hotaro sehingga kita hanya bisa mengetahui perkembangan hubungan antar-karakter dari sudut pandangnya.  Itu artinya, untuk Ibara yang jarang muncul, kita masih belum mengetahui apa yang terjadi kepada mereka berdua.

3.5/5

Overall is a good book 😀. Saya sarankan kalian membeli buku ini jika menyukai Hyouka tanpa mengharapkan adanya misteri yang rumit.

Mari kita tutup review kali ini dengan quotes terfavorit dari buku ini:

……. Yang menentukan sebuah benih akan berbuah memang nasib, tapi itu tidak akan terjadi jika sebelumnya kita tidak menanam benih itu sendiri

Cerita IV: Orang yang Mengetahui Sesuatu. Halaman 147

Leave a comment