Review Hyouka #5 Menyibak Misteri Hanya Dengan Mengingat Kejadian Masa Lampau

Judul: Hyouka: Approximating The Distance Between Two People (Trans: Menghitung Jarak Diantara Dua Orang)

Pengarang: Yonezawa Honobu

Tahun Terbit: 2012 (Bahasa Indonesia: 2020)

Tebal: 316 Halaman

Ukuran Buku: 19 cm x 13 cm

Sampul: Bewarna oranye dengan beberapa benda seperti tiga dango, pakaian olahraga, selai jeruk, kopi, hiasan labu, dan pengeras suara.

Musim semi telah tiba.  Klub Sastra Klasik akhirnya naik ke kelas 2 SMA.  Hotaro dan teman-temannya menyambut seorang calon anggota baru kelas 1 Klub Sastra Klasik bernama Ōhinata.

Akan tetapi, belum sempat gadis itu menjadi anggota resmi klub, dia tiba-tiba menyatakan mundur dengan alasan yang tidak jelas dan mencurigakan.

Bisakah Hotaro menemukan alasan gadis tersebut mundur sebelum tenggat pendaftaran resmi?  Sialnya, hari itu adalah hari turnmen marathon, jadi Hotaro harus berpikir sambil berlari, kegiatan yag melawan prinsip hemat energinya….

Hyouka #5: Approximating The Distance Between Two People adalah cerita pertama klub sastra klasik di kelas dua.  Saya sedikit aneh ketika tahu bahwa ini menceritakan tentang ‘anggota baru’.  Sedikit tidak terima juga bahwa klub sastra klasik mempunyai anggota baru.  Dikarenakan menurut saya, anggota yang sekarang sudah sempurna.  Tapi tidak wajar juga sih kalau mereka tidak memiliki anggota baru.  Klub Sastra Klasik bukanlah klub yang aneh, jadi kalau sampai mereka tidak bisa menarik satu anggota baru pun maka itulah sebuah keanehan. 

Mungkin kita bingung kenapa seorang Hotaro ingin menyelidiki hal ini.  Kenapa para anggota klub hanya diam saja tidak mencegah kepergian sang murid baru?  Jawabannya hanya satu.  Mereka semua bingung kenapa Ōhinata secara tiba-tiba memutuskan untuk tidak menjadi anggota Klub Sastra Klasik.  Ini terlalu tiba-tiba.  Apalagi hari terakhir pengumpulan form anggota klub bertepatan dengan turnamen lari marathon.  Mereka terlalu lelah untuk memikirkan apa yang terjadi. 

Hotaro sendiri mengatakan kalau dia hanya mencoba mengingat apa yang terjadi selama sebulan terakhir ini.  Kalau dia bisa menarik simpulan alasan keluar Ōhinata, maka dia berusaha meluruskan hal tersebut.  Tetapi kalau tidak, ya Hotaro tidak akan melakukan apa-apa.  Sedangkan alasan terselubung Hotaro agar ia bisa lebih santai dalam mengikuti turnamen lari ini.

Tahun ini, turnamen lari marathon atau memiliki nama resmi “Piala Hoshigoya” memberi jeda waktu start per setiap kelas selama tiga menit agar tidak menganggu lalu lintas.  Hotaro sendiri berada di kelas 2-A.  Ibara berada di kelas 2-C.  Chitanda berada di kelas 2-H.  Ōhinata berada di kelas 1-B.  Jadi Hotaro bisa memperlambat larinya agar bisa bertemu dengan Ibara, Chitanda, dan Ōhinata.  Ia perlu berbicara mengenai permasalahan Ōhinata kepada Ibara dan Chitanda.  Karena menurutnya, hal penting terjadi saat kemarin, H-1 sebelum pendaftaran anggota baru ditutup.  Kemudian, ketika ia menemukan alasan, Hotaro semakin lambat berlari hingga bertemu dengan Ōhinata.

Satoshi pada tahun ini tidak ikut lari. Sebagai Wakil Ketua Seksi Pekerjaan Umum, dia bertugas menjaga ketertiban “Piala Hoshigoya”. Menggunakan sepedanya, dia akan berpatroli sepanjang lintasan turnamen meminimalisir kejadian yang tidak perlu.

Tetapi bagaimanapun juga, mendengar alasan Hotaro membuat Satoshi sedikit menggerutu.  Menurutnya Hotaro mempermainkan kerja keras dari Seksi Pekerjaan Umum.  Dia mengatakannya dengan nada bercanda sih…  Gitu-gitu, Satoshi berkata ia akan membantu Hotaro ketika mereka bertemu selama turnamen.

Maka perjalanan Hotaro selama turnamen dan mengingat kejadian selama sebulan in pun di mulai!

Buku ini menggunakan alur maju-mundur.  Setiap alur maju ditulis dengan ‘Posisi Sekarang’ dan ‘Jarak yang Tersisa’.  Saat alurnya mundur ditulis dengan ‘Masa Lalu’ dilanjutkan dengan beberapa hari dari waktu sekarang.  Ada lima bab yang tersedia di buku ini.  Ini belum termasuk dengan prolog dan epilog.  Sehingga keseluruhannya menjadi tujuh bab.

Pada buku ini, kita akan memasuki perjalanan kegiatan klub sastra klasik selama kurang lebih empat puluh harian ini.  Dimulai dari perekrutan anggota baru.  Saat itu kita baru menyadari bahwa tidak ada satupun anggota sekarang masuk karena mencintai sastra klasik.  Hotaro masuk karena kakaknya.  Chitanda masuk karena ingin menyelidiki pamannya.  Satsoshi masuk karena Hotaro ikut klub sastra klasik.  Yang terakhir Ibara masuk karena Satoshi masuk klub sastra klasik.  Ini sangat penting.  Saat perekrutan murid baru, mereka tidak menyiapkan apa-apa.  Semuanya dilakukan langsung di tempat sehingga klub merka hampir tidak keliatan dengan klub lain yang memiliki semangat melimpah.

Untung saja, Ōhinata berhasil melihat klub sastra klasik.  Berterimakasilah kepada keingin tahuan Chitanda yang membuat Ōhinata tidak sengaja mendengar percakapan Hotaro dan Chitanda (Satoshi sibuk dengan Seksi Umum dan Ibara sibuk dengan klub Mangga-nya), Ōhinata menjadi tertarik mengikuti klub ini.

Selanjutnya ada perayaan ulang tahun Hotaro.  Benar!  Siapa sangka bahwa klub ini mau berkumpul untuk merayakan ulang tahun Hotaro.  Tentu saja semua ini diprakasai oleh Ōhinata yang mempunyai prinsi ‘Teman harus dirayakan’.  Ini adalah chapter favorite saya di buku ini.  Karena yah….  Ada hal yang menganggu pikiran Hotaro dan hal tersebut bisa di bilang sangat lucu.

Kemudian momen para anggota klub berkumpul di hari sabtu mengunjungi kafe sepupu Ōhinata sebagai tester.  Kunjungan di kafe yang belum buka ini dibumbui oleh anggota yang berusaha menebak nama kafe tersebut.  

Terakhir adalah momen satu hari sebelumnya.  Puncak yang membuat Ōhinata mundur dari klub sastra klasik.  Disini kita disuguhkan dari dua sudut pandang.  Hotaro sebagai orang yang pertama kali bertemu dengan Ōhinata di lorong kelas ketika ingin menuju ruang geografi.  Juga Chitanda sebagai orang yang mengobrol dengan Ōhinata di ruangan klub.  Hotaro sendiri memutuskan untuk baca buku fiksi yang sangat menarik.  Hingga ia hampir tidak mengetahi apa yang terjadi di ruangan tersebut.

Hotaro hanya mengetahui bahwa Ōhinata sudah keluar dari ruangan dan Ibara masuk, memberi tahu bahwa Ōhinata tidak jadi ikut.  Kalau misalnya Hotaro tidak terlalu fokus, dia mungkin bisa menghentikan Ōhinata yang berlagak aneh.  Tapi kalau seperti itu, tentu saja buku ini tidak akan semenarik sekarang.

Selama tiga hal tadi di jabarkan, saya sendiri masih bingung alasan Ōhinata bisa keluar dari klub.  Rasanya tidak ada yang aneh….  Belum lagi, formula dalam buku ini sama seperti buku Hyouka #1.  Dimana selain misteri utama, masih ada misteri sampingan lainnya.  Jadi alih-alih mengamati apa yang aneh di chapter tersebut, saya malah fokus dengan misteri yang berada di chapter tersebut.

Barulah saat Hotaro menemui Ōhinata untuk meluruskan ‘sebuah kesalah pahaman’, kita dibuat mengerti apa saja kejanggalan perilaku Ōhinata di chapter-chapter sebelumnya.   

Menakjubkan bagaimana dari hal-hal kecil seperti ini Hotaro dapat menangkap gelagat aneh Ōhinata.  Menakjubkan juga karena penulis dapat menulis hal kecil seperti ini tanpa membuatnya aneh dihadapan para pembaca.  Yah, setidaknya untuk saya yang sama sekali tidak bisa menangkap keanehan tersebut.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, ending Hyouka khas ending J-Lite pada umumnya.  Kita memang mengetahui misteri dari keluarnya Ōhinata.  Tetapi hanya itu.  Tidak ada penyelesaian dari misteri tersebut.  Sama seperti buku ketiga Hyouka #3: The Kudryavka Sequence, misteri Juumonji sendiri diketahui.  Tetapi tidak ada penyelesaian misteri dari tersebut.  Pesan dari Juumonji tersebut tersampaikan atau tidak, sebagai pembaca kita tidak mengetahui hal ini.

Dikarenakan buku ini berfokuskan kepada Ōhinata, kita tidak terlalu bisa meihat hubungan Hotaro dengan anggota lainnya.  Sepertinya tidak ada perubahan mengenai hubungan Hotaro dan Satoshi.  Mereka tetap berteman baik seperti sebelumnya.  Dengan Ibara juga, Ibara masih saja mengeluarkan kata-kata tajam yang membuat Hotaro merasa tidak adil.  Dengan Chitanda….  Yah setelah pemikiran Hotaro pada bulan April lalu, tidak ada kemajuan sepertinya.  Sepertinya loh….

Saya sendiri sedikit kesal mengenai ambigunya penulis menyelipkan bahwa Satoshi dan Ibara sudah berpacaran di buku ini.  Ya….  Saya mengerti bahwa dia tidak bisa menulis cerita romantis (atau tidak suka?) .  Tetapi tidak salahkan menunjukan bahwa Satoshi dan Ibara benar-benar berkencan.  Bukan hanya dari ucapan karakter.

Sejauh ini, ini adalah Seri Hyouka terfavorit saya.  Misteri yang benar-benar tidak bisa ketebak.  Belum lagi, setiap babnya, selama kita ingin mengupas misteri yang melibatkan Ōhinata, terselip misteri kecil yang terjadi lainnya.  Misteri-misteri ini rasanya lebih seru daripada misteri di buku pertama, yang memiliki formula sama seperti buku ini.  Jika kita membandingkan dengan misteri di buku pertama yang mencari tahu bagaiaman seorang bisa terkunci atau kenapa kakak kelas mereka bergelagat aneh, misteri-misteri yang disajikan di buku ini lebih seru dan mempunyai makna lebih dalam.

Kemudian saya menjadi bertanya-tanya.  Sudah?  Begini saja bukunya?  Padahal saya ingin melihat perkembangan hubungan dengan anggota lain.  Apalagi Hotaro menyelesaikan misteri sendiri.  Rasanya, keikutan serta anggoa lain dalam memecahkan misteri ini menjadi tidak kelihatan.  Walalu seperti sebelum-sebelumnya, Satoshi adalah database untuk Hotaro.  Ibaralah yang membenarkan kesalahan Hotaro, Chitanda sendiri yang memberikan alasan kenapa misteri ini bisa terjadi.  Tetapi karena mereka tidak berkumpul disatu ruangan, rasanya berbeda saja.  Ada rasa tidak puas.  Hal ini dikarenakan saya merindukan anggota klub menyelesaikan permasalahan ini bersama-sama.

Kalau diingat-ingat juga, hanya buku pertama mereka menyelesaikan misteri secara bersama-sama.  Pada buku kedua, walaupun anggota menunjukan letak kesalahan Hotaro, hanya Hotaro yang dapat mengira apa yang sebenarnya terjadi.  Pada buku ketiga juga Hotaro menyelesaikan ‘sendiri’ dan hanya Satoshi yang mengetahui apa yang benar-benar terjadi.  Jujur, ekspektasi saya pada buku kelima mereka menyelesaikan misteri ini secara bersama-sama.  Tapi apa boleh buat, latar belakangnya juga terjadi pada saat turnamen marathon.


Penilaian akhir,

Kelebihan:

  • Buku ini dihadirkan dengan formula baru, yaitu menggunakan alur maju-mundur.
  • Misteri sehari-hari lebih bagus dan kali ini mengggelitik rasa penasaran.
  • Permainan kata-kata yang indah sehingga kita berhasil tertipu hingga akhir buku saat Hotaro menyampaikan hipotesanya ke Ōhinata.

Kekurangan:

  • Kurang dalamnya hubungan antar karakter.  Karena ini lomba lari marathon, mau tidak mau Oreki harus menyelesaikan masalahnya sendiri.

4.7/5

Direkomendasikan untuk di beli 👍 Lagi-lagi Arc baru dari Hyouka berhasil menyajikan misteri yang bagus dengan penyajian yang berbeda, memeberikan suasana berbeda dari buku-buku sebelumnya

Selamat berjumpa resensi buku lainnya.  Saya masih bingung ingin membuat resensi mengenai Hyouka 1-3 atau langsung loncat ke Hyouka #6.  Besar kemungkinan resensi selanjutnya adalah Seri Hyouka. Sudah mari kita tutup dengan quotes dari buku ini:

“………..Jarak ini terlalu jauh untuk sekedar berlari.  Akan tetapi, aku tidak tahu apakah ini jarak yang cukup untuk memahami seseorang.”

Prolog: Terlalu Jauh untuk Sekedar Berlari. Halaman:34

Leave a comment